![]() |
Ilustrasi Makam Palsu |
Pangkalan Islam - Saat ini selain ramai isu nasab juga sangat kental berkaitan dengan isu makam palsu. Bukan kaleng - kaleng yang berkomentar terhadap dua isu ini bukan hanya orang biasa atau awam namun publik figur bahkan tokoh agama.
Pada kesempatan ini saya ingin sedikit menulis dan tulisan ini sepertinya dan mungkin terkait dengan salah satu dari kedua isu di atas, yakni isu kuburan atau makam palsu. Saya sendiri sudah mulai mengamati sekitar 10 tahunan yang lalu ketika sebuah makam atau kuburan bisa dijadikan alat politik setidaknya indikator tester politik atau tolak ukur kondisi masyarakat di suatu tempat.
Rumah saya di kampung tepatnya daerah Magelang berada tidak jauh dari TPU atau tempat pemakaman umum. Sekitar 10 tahun yang lalu saat saya pulang kampung, salah satu warga ada yang menceritakan bahwa salah satu tokoh masyarakat panggil saja si Fulan, bahwa si Fulan ini, bermimpi atau dapat wangsit istilah budaya Jawa, menceritakan si Fulan mengatakan bahwa di pekuburan atau makam tersebut di salah satu titik makam adalah bekas makam keturunan kerajaan solo, kalau tidak salah adalah salah seorang pangeran atau raja yang memiliki gelar Pangeran Samber Welang dan seorang putri saya lupa narasi yang disampaikan. Innalilahi winnailaihi Raaji'uun, qodarullah tokoh masyarakat tersebut sekarang sudah meninggal, jadi harapan saya tulisan ini bisa mengurangi dosa dari cerita atau isu yang ia sampaikan.
Dampak dari cerita atau mimpi' tersebut dibuatlah rumah kecil atau Cungkup serta pemberian nisan di pekuburan tersebut walaupun tidak ada yang meninggal saat itu.
Bagi masyarakat awam atau umum kasus semacam ini bisa berdampak yang tidak baik bahkan menyesatkan, beberapa diantaranya.
1. Potensi mengkeramatkan makam, padahal sesungguhnya tidak keramat bahkan mungkin ke arah perbuatan syirik dan lain - lain.
2. Merampas hak umum karena yang seharusnya titik makam tersebut bisa digunakan untuk memakamkan orang meninggal.
3. Otomatis tokoh yang bermimpi atau menerima wangsit ( Bahasa Jawa ) tersebut akan ditokohkan bahkan juga mungkin ikut dikeramatkan atau setidaknya dianggap orang pintar atau mengerti hal gaib.
Pesan terpenting dari penulis adalah jangan sampai pembuatan atau pengadaan makam atau kuburan palsu menjadi trend sebisa mungkin dihapuskan serta dicegah.
0 comments:
Post a Comment